Berkendara dengan Ojek, Adrianus Garu Menunjukkan Kepedulian di Tengah Kemacetan

Keterangan Foto: Calon Wakil Gubernur NTT, Adrianus Garu

KUPANG, RANAKANEWS.com- Dalam suasana panas Kota Kupang, puluhan warga berkumpul dengan penuh harapan di Kelurahan Liliba.

Mereka sudah menunggu kedatangan Adrianus Garu, calon wakil gubernur Nusa Tenggara Timur. Namun, tidak seperti yang dibayangkan, sosok yang mereka nantikan tiba dengan cara yang tak biasa, menumpang ojek.

Selasa malam 22 Oktober 2024, mobil yang ditumpangi Adrianus Garu terjebak dalam kemacetan di Jalan Pulau Indah, sebuah rute yang terkenal dengan kepadatan lalu lintasnya.

Sementara jam terus berlalu, ia merasa tidak nyaman melihat banyaknya warga yang telah menunggu. Dalam sekejap, keputusan pun diambil: ia meninggalkan mobil dan melanjutkan perjalanan dengan ojek.

Saat ojek meluncur menuju lokasi, Adrianus Garu merasakan getaran berbeda. Perjalanan singkat itu menjadi lebih dari sekadar perjalanan; itu adalah momen yang menguatkan janjinya untuk mendekatkan diri kepada masyarakat.

Ia berinteraksi dengan pengemudi ojek, berbincang tentang kehidupan sehari-hari dan tantangan yang dihadapi di lapangan.

Sesampainya di Kelurahan Liliba, senyuman mengembang di wajahnya. Masyarakat yang menantinya menyambut dengan tepuk tangan dan sorakan gembira. Pemandangan ini sangat mengesankan, terutama bagi mereka yang jarang melihat pejabat mendatangi warganya dengan cara yang sederhana dan akrab.

Adrianus Garu berdiri di tengah masyarakat yang hadir, mengamati wajah-wajah penuh harapan di sekelilingnya.

Ia tahu, tindakan kecil ini memiliki makna yang lebih dalam.

“Saya ingin menunjukkan bahwa saya tidak hanya seorang pejabat, tetapi juga bagian dari masyarakat ini,” ujarnya dengan tulus.

“Saya di sini untuk mendengar langsung apa yang menjadi kebutuhan dan harapan kalian,” Bapa, Mama.

Dalam suasana hangat tersebut, Adrianus membagikan cerita dan visi untuk masa depan NTT.

Ia berbicara tentang pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dan bagaimana ia berkomitmen untuk menjadi jembatan antara pemerintah dan rakyat.

Tindakan Adrianus menumpang ojek bukan hanya sebuah pilihan praktis; itu adalah simbol dari kepemimpinan yang berfokus pada pelayanan.

Di tengah era di mana banyak pejabat memilih mobil mewah untuk berkeliling, ia membuktikan bahwa kedekatan dengan masyarakat tidak ditentukan oleh status atau kendaraan yang digunakan.

Dalam pertemuan itu masyarakat menyampaikan harapan dan keluhan mereka, merasa didengar dan dihargai. Adrianus Garu pun terlihat bahagia mengetahui bahwa langkah kecilnya telah membawa dampak besar.

Dengan semangat yang menyala, ia melanjutkan perjalanannya, bertekad untuk tetap menjalin hubungan dengan rakyat yang telah menaruh harapan padanya. (*)

error: Konten dilindungi!