Festival Forum KTI Ke-9 di NTT 2023 Tampilkan Berbagai Model Kolaborasi

Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI, Muhammad Yusran Laitupa saat memberi kata sambutan dalam kegiatan Festival Forum Kawasan Timur Indonesia, Hotel Harper, Kupang Nusa Tenggara Timur, Rabu (26/07/2023) Dok: TD/ranakanews.com)

KUPANG, RANAKANEWS.com – Festival Forum Kawasan Timur Indonesia (forum KTI) ke-9 yang diselenggarakan oleh Yayasan BaKTI bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Pemerintah Kota Kupang menampilkan berbagai model kolaborasi sebagai upaya kolektif yang memfasilitasi penciptaan bersama solusi inovatif untuk mengatasi tantangan pembanguna secara efektif, yang berkotribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan.

Perhelatan yang diadakan selama dua hari sampai dengan tanggal 27 Juli 2023 ini adalah sebuah perayaan inovasi dan capaian pembangunan di kawasan timur Indonesia.

“Kolaborasi, Inovasi dan Pembangunan Berkelanjutan adalah kata kunci yang penting dalam memajukan kawasantimur Indonesia yang terdiri dari 16 Provinsi di Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua,” jelas Muhammad Yusran Laitupa, Direktur Eksekutif Yayasan BaKTI dalam kata sambutan pada pembukaan Festival Forum KTI ke-9 yang digelar di Hotel Harper Kupang, NTT, Rabu (26/07/2023).

Selain bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kota Kupang, perhelatan Festival KTI juga didukung oleh Dekranasda Provinsi NTT, Program SKALA, INKLUSI, USAIT ERAT, KONEKSI PRISMA, UNICEF, William dan Lily Fundation, dan Wahana Visi Indonesia.

Salah satu Isu pembangunan prioritas Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah memerangi stunting dan kemiskinan/kemiskinan ekstrem.

Isu stunting dan kemiskinan ekstrem ini saling terkait dengan banyak faktor penyebab lainnya seperti kesenjangan dalam proses dan hasil pembangunan dalam hal kesetaraan gender, kondisi sosial, dan lokasi.

Isu stunting dan kemiskinan ini kemudian dihadapi dengan berbagai cara yang berbeda.

Oleh Gestianus Sino, Pemuda asal Flores, NTT, salah satu upaya keluar dari kedua isu tersebut adalah melalui pertanian organik  yang terintegrasi.

Gesti adalah satu dari sedikit petani milenial di Indonesia yang sukses membangun dan mengembangkan pertanian organik terintegrasi  di kebun GS Organik miliknya di Penfui Timur, Kabupaten Kupang.

GS Organik menanam beragam jenis sayuran premium dan memasarkan hasilnya ke Restoran, Supermarket, dan Hotel di Kota Kupang.

Menggunakan pendekatan korporasi, Gesti mengoptimalkan manajemen pertanian dengan melakukan efisiensi usaha tani melalui mekanisasi, penggunaan benih unggul, mengurangi penggunaan pupuk kimiadengan pupuk  organik, integrated farming serta tidak menerapkan pertanian monokultur lagi.

Pertanian organik Terintegrasi dari Penfui Timur Kupang ini adalah satu dari empat Praktik Cerdas dan sebelas inovasi inspiratif dari kawasan timur  Indonesia yang ditampilkan dalam Festival Forum KTI yang mengangkat tema “Inovasi, Kolaborasi, Pembangunan Berkelanjutan.

Ketua Pokja Forum Kawasan Timur Indonesia, Prof. Hj. Winarni Monoarfa menyampaikan, “Kami sangat bangga dan berterimakasih atas dukungan yang semakin banyak dan kepercayaan yang meningkat terhadap kegiatan yang memungkinkan para pelaku pembangunan dapat berbagi dan memperoleh banyak pengetahuan baru dan cerita manis di Festival KTI.

Direktur Ume Daya Nusantara, Ristha Damaris Tnunai mengatakan, Spesial di tahun 2023 ini, Festival KTI kali ini mengadakan program khusus yang disebut Local Champion Incubator.

“Program ini merupakan kerjasama Yayasan BaKTi dengan Pemerintah Provinsi NTT dan Ume Daya Nusantara (UDN) yang menampilkan empat gagasan keren dari penggerak perubahan sosial di desa-desa di Kabupaten Kupang, NTT.

Gagasan-gagasan yang  dipertajam dalam dua bulan program inkubasi diharapkan dapat menghasilkan perubahan sosial untuk kemajuan bumi Flobamora,” jelas Ristha Damaris Tnunai.

KTI diadakan setiap dua tahun dan telah diselenggarakan sejak tahun 2024.

Festival ini diadakan khusus bagi masyarakat kawan timur Indonesia para pelaku pembangunan untuk berbagi  praktik-praktik baik dan menyerap beragam praktik baru yang memungkinkan mereka meningkatkan kemampuan individu maupun kelompok untuk terus menghasilkan inovasi-inovasi yang berdampak nyata bagi pembangunan bangsa.

Festival ini mengajak setiap peserta untuk menjalin hubungan harmonis dan saling mendukung antar Pemerintah Daerah, Pemerintah Nasional, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mitra pembangunan Internasional, sektor swasta, komunitas, akdemisi, jurnalis,dan individu lainnya dengan berfokus pada asset yang dimiliki diri dan kelompok untuk dikembangkan secara positif dalam mendorong berbagai upaya meningkatkan kesejahteraan sebagi bagian dari Indonesia yang berdaulat. (TD)

error: Konten dilindungi!