UPTD Museum Dinas P dan K Provinsi NTT, Hadirkan Kajian Kain Tenun Malaka

Kepala UPTD Museum Dinas P dan K Provinsi NTT, Aplinuksi M.A. Asamani , S.Sos., M.Si (kedua) dari kiri foto bersama usai Seminar Kajian Kain Tenun Malaka, bertempat di Gedung Aula Serba Guna UPTD Daerah Provinsi NTT, Selasa (05/09/2023) (Dok: TD/ranakanews.com)

KUPANG, RANAKANEWS.com- Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melaksanakan Kegiatan Seminar Kajian Kain Tenun Malaka berlangsung di Gedung Aula  Serba Guna UPTD Museum Daerah Provinsi NTT, Jalan Frans Seda, Nomor 64, Kota Kupang, Selasa (05/09/2023).

Dari kanan ke kiri, Dr.Petrus Ana Andung, S.Sos., M.Si, Dosen Fisip Komunikasi Universitas Nusa Cendana Kupang,   Drs.Leonardus  Nahak, M.A, Pengkaji Koleksi Kain Tenun Malaka, drg.Maria Martina Nahak, M. Biomed, Ketua Dekranasda Kabupaten Malaka, dan ujung kiri Moderator Dr. Wenseslaus  Gampur, M.Si, Kepala Seksi Edukasi dan Publikasi UPTD Museum Dinas P dan K Provinsi NTT.
Kepala Dinas P & K Provinsi NTT, Linus Lusi, S.Pd.,M.Pd

Acara seminar yang bertajuk “Tenunan Malaka Mengungkap Makna Dibalik Motif,” dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi, S.Pd., M.Pd dihadiri 3 (tiga) narasumber antaralain: Drs.Leonardus Nahak, M.A, Pengkaji Koleksi Kain Tenun Malaka, drg.Maria Martina Nahak, M. Biomed, Ketua Dekranasda Kabupaten Malaka, Dr.Petrus Ana Andung, S.Sos., M.Si, Dosen Fisip Komunikasi Universitas Nusa Cendana Kupang, dan dimoderatori Dr. Wenseslaus  Gampur, M.Si, Kepala Seksi Edukasi dan Publikasi UPTD Museum Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT.

Peserta yang mengikuti pada kegiatan ini antaralain: para Pejabat Instansi terkait, Pelaku Budaya, Pemerhati Budaya, Pelaku WIsata, Ketua dan Perwakilan Etnis Malaka, Belu, Akademisi dari beberapa Perguruan Tinggi di Kota Kupang, Mahasiswa/Mahasiswi dari beberapa Perguruan Tinggi di Kota Kupang.

Turut hadir, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi NTT, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT yang diwakili, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI Provinsi NTT, Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang yang diwakili, Kepala Dinas Pariwisata Kota Kupang, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malaka, Praktisi Budaya dan Pemerhati Budaya, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat, Insan Pers, dan Undangan lainnya.

Seminar ini berkaitan dengan hasil kajian koleksi kain tenun Malaka dengan penyajian materi-materi antaralain: Tenunan Malaka, Mengungkap Makna Dibalik Motif. Pemberdayaan Perempuan Penenun Malaka Dalam Pelestarian Tenunan Malaka, Tenunan Malaka, Antara Kearifan Lokal dan Komunikasi Simbolik.

Ketua Panitia, Aplinuksi M.A. Asamani , S.Sos., M.Si.,menjelaskan maksud dan tujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman bagi semua lapisan masyarakat dan menjadikan museum sebagai pusat studi budaya untuk melestarikan warisan budaya.

Menambah wawasan tentang kain tenun Malaka, khususnya dari sisi sejarah, fungsi, dan motif ragam hiasnya.

Menjadi wadah untuk bertukar pikiran baik bagi peneliti, akademisi maupun publik yang ingin belajar tentang koleksi tenunan Malaka.

“Sejalan dengan tugas museum yaitu melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan juga mengomunikasikannya kepada masyarakat, maka kegiatan seminar dilaksanakan di museum untuk mengomunikasikan hasil kajian koleksi yang dimiliki agar mendapatkan masukan, saran dalam melengkapi atau memperkaya informasi sebuah koleksi,” terang Kepala UPTD Museum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Aplinuksi M.A. Asamani.

Kepala UPTD Museum Dinas P dan K Provinsi NTT, Aplinuklis M. A.Asamani, S.Sos., M.Si

Menurutnya diangkatnya Tema”Tenunan Malaka, Mengungkap Makna Dibalik Motif” agar pengelola museum dan masyarakat atau pengunjung dapat mengetahui lebih jauh tentang koleksi dimaksud dan juga memperkaya informasi koleksi tenunan Malaka.

Informasi yang dimiliki oleh sebuah koleksi berkaitan dengan sejarah, nilai, fungsi, dan arti  atau makna benda tersebut dalam masyarakat pemiliknya.

“Hal ini mendukung tujuan penyelenggaraan museum yaitu untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkannya demi kepentingan pendidikan dan rekreasi,” ujar Aplinuksi Asamani.

Pada kesempatan yang berbeda, Drs. Leonardus Nahak, M.A, Pengkaji Koleksi Kain Tenun  Malaka, mengatakan tujuannya agar orang museum bisa berbicara kalau ditanya ini apa, artinya apa, mereka  (orang museum,red) bisa menjawab itu. Karena tantangan museum sesungguhnya dia harus menjadi tuan rumah yang bisa menjawab semua pertanyaan kalau pengunjung datang.

“Saya adalah berdarah Malaka lahir di sana. Oleh karena itu semua dungkap karena museum tidak sekarang tapi ke depan dia kan pengadaan masuk terus. Sehingga pengelola museum bisa membahasakan benda-benda yang masuk di museum tidak bisa benda itu masuk anonim orang tidak tau apa-apa terhadap benda yang masuk karena pada dasarnya semua koleksi yang masuk harus bisa bercerita tentang apa, dari sekelompok masyarakat.

Lanjut mantan Kepala UPTD Museum Dinas P dan K Provinsi NTT ini menurutnya bahwa yang paling penting museum, karena menjadi untuk backup pengetahuan dan semua yang di museum untuk bisa kepentingan peneliti, segala macam, agar mereka bisa menjawab. Penelitinews sekarang bermacam-macam.

Harapannya supaya orang mengerti. Mengerti  kebudayaan disini, kita tidak hanya  menonton. Di museum kan hanya menonton. Tapi nonton saja tidak cukup orang bisa mengerti oh…luar biasa kebudayaan kita luhur dan  cara berpikir mereka walaupun orang di kampung  itu sudah  sangat canggih mencerna arti itu barang yang abstrak dituangkan dalam fisik tenunan.

Dan kita harap juga anak-anak kita bisa membedakan oh motif begini ni  Timor bagian Malaka, Timor bagian Belu, bagian TTU orang harus bisa membedakan. Kita kan bangga atas keragaman budaya kita. Tapi kalau hanya ragam ragam orang tidak tau apa- apa tidak bisa membedakan cara visual,” tutup mantan Kepala UPTD Museum Kabupaten Malaka.

Ketua Dekranasda Kabupaten Malaka, drg.Maria M. Nahak

Sementara itu, Ketua Dekranasda Kabupaten Malaka drg.Maria Marta Nahak, mengatakan, dirinya merasa tertarik karena ini kesempatan untuk memperkenalkan Tenun Malaka apa pun jenisnya kepada masyarakat yang ada di  NTT kalau bisa Nasional dan Internasional.

“Saya sudah sampaikan bahwa Motif Tenun itu jumlahnya tergantung  pada daerahnya tadi. Tiga daerah besar yaitu Fehan (Dataran Rendah), Foho (Dataran Tinggi), dan Dawan R (Daerah Pegunungan). Nah Fehan sendiri kurang lebih terdata  14 motif itu pun hanya tenun Ikatnya belum yang Foho, ya jadi sebenarnya banyak. Kalau mau diliat. Dawan R sendiri itu ada belasan motif juga terdata  13 motif jadi cukup banyak sebenarnya  kalau diinput mencapai 50-60an motif itu sebenarnya sangat kaya,” akui drg.Maria Nahak, bangga.

Ia menyebutkan, Motif Tenun Ikat Fehan Malaka antaralain: Lafaek (Buaya), Tekiraik (Cecak), Toko (Tokek), Surik Ulun, Kakait, Kikit (Elang), Bereliku Knuk (Sarang Burung Murai), We Nain, Ikan Lumba-Lumba, Bria Fuan (Buah Pare), Ro Hai (Pesawat Terbang), Be Liku, Be Dahu, Mata Angin.

Sedangkan Motif Dawan R antaralain: Kakait, Maun, Maun Kabas, Beab Tana, Kakiun No’ok, Iki, Atoin, Lenuk, Kimno, Sarmat, Be’i Bolas, Oebikus.

Jenis-jenis Tenunan Malaka antaralain: Bereneke atau Neo Lalek, Tilumutik, Fafoit, Knun Rua, Futus, selendang.

Menjawab pertanyaan Wartawan terkait pemasaran produk (Tenun), kata dia “Selain Dekranasda kita biasanya di pameran-pameran, atau sebagai cendra mata untuk orang-orang (tamu,red) yang datang, sekaligus memasarkan dan mempromosikan,” ungkap Istri Bupati Malaka.

Ia menuturkan “Yang kita harapkan supaya Tenun Malaka ini semakin berkembang, baik dari segi kualitasnya, jumlahnya, kuantitasnya, dan kalau bisa lebih dikenal sampai keluar daerah sehingga membantu ekonomi masyarakat. Dalam hal ini masyarakat penenun, sehingga diharapkan bisa memperbaiki ekonomi keluarga juga. Itu yang diharapkan kedepannya,” ungkap Ketua Dekranasda Kabupaten Malaka.

Dirinya meminta kepada penenun “Mereka  harus tetap rajin menenun, kualitasnya harus diperbaiki, kuantitasnya  juga diperhatikan sehingga lebih banyak dengan motif yang bervariasi dengan warna yang lebih bagus sehingga  lebih menarik  minat pasar,” harapnya.

Terlihat suasana ramai dan meriah dengan alunan musik dan lagu yang dimainkan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Museum Dinas P dan K Provinsi NTT Daniel Lebu Raya, S.Sos, bersama Ibu Vince Heydimans. (TD)

error: Konten dilindungi!