API Reinha Minta Pemerintah Fokus Perbaiki Jalan ke Woloklibang Adonara Barat

Mahasiswa API Reinha Rosari Larantuka Kupang sedang diskusi bersama Pemda Flotim terkait kondisi jalan ke Desa Woloklibang Adonara Barat yang rusak berat dan butuh perbaikan segera. Diskusi publik ini ketika kegiatan K3SL belum lama ini: Foto (AN/OLA/Ranakanews.com)

LARANTUKA,RANAKANEWS.com – Pemerintah Kabupaten Flores Timur diminta lebih fokus memperbaiki buruknya infrastruktur jalan ke Desa Woloklibang Adonara Barat sejauh 7 Kilometer, sebagai daerah kantong hasil bumi, dan menjadi satu-satunya akses utama seluruh aktivitas warga

Pasalnya, infrastruktur jalan tersebut selama ini kerap jadi momok yang sangat menghambat seluruh aktivitas warga, baik aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan dan pembangunan bidang lainnya.

“Padahal, Desa Woloklibang ini daerah kaya Kakao, Kemiri dan Cengkeh.

Warga kesulitan memasarkan komoditinya, berobat ke Puskesmas Waiwadan, pergi ke sekolah atau berurusan hal penting lainnya.

Seperti kerap kali dialami anak sekolah SDK Fillial Woloklibang yang harus mengikuti ujian akhir di sekolah induk.

Mereka sering terlambat karena harus berjalan jauh sekitar 9 Km di SDI Kenariblolong, Adonara Barat,”demikian pernyataan Ketua Aktivitas Pendalaman Iman (API) Reinha Rosari Mahasiswa Katolik Dioses Larantuka-Kupang, Agustinus Nuba Ola, saat menggelar Diskusi Publik bersama Paulus Kewaka Waton,S.Fil selaku Pejabat yang mewakili Ibu Penjabat Bupati Flotim, lalu Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Flores Timur, Yudith Ina Tulit,ST, di Desa Woloklibang, Jumat (23/8/2024).

Diskusi publik ini digelar API Reinha Rosari Kupang berkenaan dengan kegiatan Kemah Kerja Kitab Suci Lewotanah (K3SL) di Desa Woloklibang, sejak Minggu 18 Agustus hingga Jumat 23 Agustus 2024.

Kesulitan akses jalan ini, sebut Agus Ola Nuba, juga paling dirasakan anak sekolah yang mau lanjut ke Sekolah Menengah Pertama di Waiwadan, terpaksa harus cari kos-kosan tinggal karena tidak bisa bolak balik tiap hari.

“Seringkali Ibu hamil melahirkan dalam perjalanan ke Puskesmas Waiwadan,”katanya, lagi.

Usulan perbaikan jalan ini sudah berkali-kali diajukan oleh masyarakat dan Pemdes Wolokelibang ke Bupati bersama Dinas PUPR Flotim, namun belum ada jawaban hingga kini,”sambungnya.

Sementara itu, Kabid Sumber Daya Air Dinas PUPR Flotim, Yudith Ina Tulit,SE dalam paparan materi ‘Pembangunan Infrastruktur Desa Dalam Upaya Pembangunan Ekonomi Masyarakat Desa’ menjelaskan, Dinas PUPR Flotim sudah mengusulkan perbaikan jalan desa Woloklibang dari tahun 2023.

Bahkan, Tim sudah turun ukur badan jalan untuk perencanaan pembangunannya, namun belum disetujui Pemerintah Pusat.

“Masyarakat perlu menunggu hingga bulan Oktober 2024, dan Desa Woloklibang saat ini menjadi desa yang diprioritaskan Dinas PUPR Flotim dalam pembangunan infrastrukturnya,”terang Yudith Ina Tulit.

Dibagian lainnya, Paulus Kewaka Waton juga menyampaikan harapan yang sama, agar informasi ini segera disampaikan kepada Ibu Penjabat Bupati Flotim, supaya segera diambil kebijakan yang sesuai kebutuhan masyarakat terkait infrastruktur jalan.

Warga Woloklibang Sebastianus Ama Wain berharap agar diskusi publik bukan hanya omongan semata.

“Kalau memang jalan ini tidak bisa diperbaiki, maka Kami minta diberikan Kuda untuk mendukung aktivitas sehari-hari,”katanya.

Demikian pula, Yohanes Rahman Ratu dalam pernyataannya, “Kami merasa tertekan dengan situasi jalan di desa ini karena membuat Kami terus merasa masih sangat miskin dalam hal pembangunan desa.

Kami yakin dan percaya dibawah naungan Bunda Maria, Bapak Paulus Kewaka dan Ibu Yudith Ina Tulit dapat membantu Kami,”tutup Rahman Ratu.

Diskusi publik itu mendapat perhatian luas dari warga desa Woloklibang dan Mahasiswa API Reinha Rosari.

“Rekomendasi kegiatan diskusi publik ini, Kami terus berjuang untuk sampaikan ke Pemkab dan DPRD Flotim agar terus dikawal sampai terjawab usulan perbaikan infrastruktur jalan ini,”pungkas Agus Ola Nuba, sebelum kembali ke Kupang, Senin 26 Agustus 2024 bersama rombongan API Reinha Rosari. (OLA)

error: Konten dilindungi!