Kadis Pertanian, Januria Maria Seran Beberkan Prestasi Program SAKTI, Simak!

BETUN, RANAKANEWS.com – Pemerintah Daerah Kabupaten Malaka melalui dinas kominfo Kabupaten Malaka gelar konferensi pers sebagai ajang uji prestasi program prioritas Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH. MH dan Wakil Bupati Malaka, Louise Lucky Taolin, S. Sos atau akrab dikenal dengan tagline SNKT.

konferensi pers tersebut dilaksanakan pada, kamis (12/10/2023) tepat di ruangan kerja Bupati Malaka.

Sejauh pengamatan media RANAKANEWS.com Simon Nahak terus bergerak bergandengan dengan dinas pertanian untuk sukseskan program SAKTI yang diantaranya adalah SWASEMBADA PANGAN yang sudah memproduksi dua brand yakni, Brand Beras Nona Malaka dan Brand Forelakateu.

Dalam kesempatan konferensi pers yang dilaksanakan diruangan kerja Bupati Malaka, setiap pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mempresentasikan prestasi kerja program SAKTI dibawah kepemimpinan Dr. Simon Nahak, SH. MH., satu diantaranya adalah Dinas Pertanian Malaka yang dipimpin oleh sosok perempuan handal, drh. Januria Maria Seran.

Dia, drh. Januria Maria Seran dalam presentasi prestasi kerja program SAKTI membeberkan keberhasilan Swasembada Pangan Pada Dinas Pertanian.

“Keberhasilan Swasembada Pangan Pada Dinas Pertanian, Komoditi Padi Sawah Khusus Pada Musim Tanam Satu yang diintervensi Pada tahun 2022-2023 seluas 3500 hektar yang tersebar di 6 (Enam) Kecamatan, 291 Kelompok Tani yang ada di 32 Desa”

Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian drh. Januaria Maria Seran saat Konferensi Pers di Aula Rapat Bupati Malaka, Kamis 12 Oktober 2023 dirinya menyampaikan keberhasilan Program Prioritas Bupati Malaka Dr. Simon Nahak S.H.,MH,.

Kadis Januaria menjelaskan pada ada MT 1 luas panen yang di intervensi dari bantuan Pemerintah sebesar 3.500 Ha sedangkan lahan yang di olah swadaya oleh petani sebesar 1.329 Ha, sehingga total Lahan Baku sawah yang di olah pada MT 1 thn 2022 sebesar 4.829 Ha. Pada MT 2 luas panen yang di intervensi dari bantuan Pemerintah sebesar 500 Ha sedangkan lahan yang di olah swadaya oleh petani sebesar 555 Ha, sehingga total Lahan Baku sawah yang di olah pada MT 2 thn 2022 sebesar 1.055 Ha

Dengan Produktivitas pada MT 1 6,09 Ton/Ha dan Produktivitas pada MT 2 5,47 Ton/Ha, maka total Gabah Kering Giling yang dihasilkan pada MT 1 dan MT 2 sebanyak 35.179 ton, yang jika di konversi ke beras menjadi 22.072 ton. Konsumsi beras dalam rumah tangga Provinsi NTT sebanyak 113,38 kg/Kapita/Tahun. Dengan jumlah penduduk Malaka pada Tahun 2022 sebanyak 197.022 Jiwa, maka total kebutuhan beras di Kabupaten Malaka sebesar 22.358 Ton/tahun, Ungkapnya.

Dari gambaran diatas, lanjutnya, dapat di ketahui bahwa produksi beras di Malaka untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat di Kabupaten Malaka sama dengan 22.358 Ton dikurangi produksi beras di Malaka sebanyak 22.072 ton maka HANYA kekurangan 286 Ton beras.

Kadis Pertanianpun mengatakan “Pola makan Masyarakat di Malaka tidak hanya dari Beras karena ada juga komoditi Jagung, Kacang hijau , Ubi kayu dan Ubi Jalar serta Shorgum yang juga di konsumsi oleh Masyarakat kabupaten Malaka. Sehingga untuk kebutuhan pangan Masyarakat Malaka dalam konsep swasembada pangan tercukupi.

Dirinya membeberkan, Khusus untuk Beras Nona Malaka pada MT 1 Tahun 200/2023 seluas 3500 Ha, dengan Produktivitas 4,67 Ton/Ha, maka total Gabah Kering Giling yang dihasilkan sebanyak 16.345 Ton yang di konversi ke beras menjadi 10.255 Ton Beras untuk Produksi Beras Nona Malaka. Total gabah yang di timbang oleh offtaker dari petani sebanyak 196.466 kg (196,47 Ton) dan gabah kering giling petani tersebut dibeli dengan harga Rp. 5.500 Kg. Gabah-gabah tersebut di timbang dari kelompok tani yang di intervensi oleh bantuan dari Pemerintah Kabupaten Malaka berupa benih, pupuk dan insektisida, yang tersebar di 5 Kecamatan. Total uang yang diterima petani dengan harga gabah Rp. 5.500 /kg, sejumlah Rp. 1.080.563.000

Dikatakanya, Per tgl 11 Oktober , beras Nona Malaka yang sudah di produksi oleh offtaker dan sudah beredar di pasaran sejumlah 54,10 Ton. Beras nona Malaka di jual dengan harga Rp. 13.000/kg

Lalu, bagaimana dengan brand forelakateu?

Kadis pertanian Malaka membeberkan “secara potensi memang kita mampu menghasilkan kualitas kacang hijau yang baik, yang bisa ditanam dan dihasilkan oleh masyarakat. Dan kita pilih benih yang unggul yaitu varietas Vima 35

Kenapa dipilih karena itu pertama tahan hujan, kita tahu sendiri pada saat musim tanam, di bulan April Mei itu kadang-kadang ada hujan petani harus berhitung supaya kalau di tanam Jangan ketemu hujan tetapi varietas ini dia Tahan hujan jadi mau hujan badai sekalipun dia tetap akan berbunga dan tetap menghasilkan buah, proses pertumbuhan vegetatifnya itu jalan, ini kita pilih dan Memang secara produksi dia juga produktivitasnya cukup tinggi. Jelasnya

Kemarin kami data itu kurang lebih 0,6 sampai 0,9 ton per hektar artinya satu hektar kalau ditanam itu kurang lebih dia bisa dapat 600 sampai 900 kg walaupun Sebenarnya dia produksinya bisa di satu tahun lebih tetapi ini mungkin karena proses penyesuaian karena kemarin bulan Mei dan Juli akhir itu juga hujannya cukup lebat, jadi beberapa itu terendam dan sistem pengairan di dalam kebun ini kan kadang-kadang tidak terlalu bagus.

Dan keunggulan varietas Vima 35 ini bisa ditanam 3 sampai 4 kali Tanam dari Satu benih tersebut, jadi misalnya kacang yang kami bagi kemarin itu, kan bisa ditanam lagi untuk empat musim ke depan, jadi untuk pemenuhan benih di Malaka ini secara hitungan secara nasional itu cukup baik.

Menurutnya, karena kita bisa memenuhi kebutuhan benih, kita tidak perlu pergi cari lagi yang bagus yang mana, kebanyakan masyarakat punya itu kan benih lokal, yang naik-naik di 600 kilo dan itu sudah hebat sekali.

Namun hebatnya varietas Vima 35 selain tahan hujan dan produksinya tinggi, juga bisa ditanam 3 sampai 4 kali tanam. Dan hanya dalam kurun waktu dua bulan masa tanam atau 56 sampai 62 hari sudah bisa panen dari yang sebelumnya sampai 90 hari atau sekitar 3 bulan. Jadi varietas Vima 35 ini sangat berkualitas, yang mampu menghasilkan 1 ha 700 hingga 900 kg.

Dan jika petani menjual stengahnya, maka kita bisa memperoleh benih varietas Vima 35 ini, 200-300 ton, dan pemerintah bisa menghemat anggaran pengadaan benih pada setiap musim tanam, dan petanipun tidak kesulitan benih dan hasil panen yang maksimal.

Dan kita akan panen forelakateu hingga akhir Oktober mendatang.
Selama masa panen, para petani juga sudah menjual sebagian hasilnya dengan harga yang layak untuk memenuhi kebutuhan hidup. (YB/RN)

 

error: Konten dilindungi!