Lahar Panas Gunung Lewotobi Telah Padam, Kampung Nurabelen Masih Sepi

Kantor Desa Nurabelen Kecamatan Ile Bura yang tertutup Selasa (23/01/2024) pagi karena perangkat desa masih mengungsi karena takut erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki:Foto (OLA/Ranakanews.com)
Kantor Desa Nurabelen Kecamatan Ile Bura yang tertutup Selasa (23/01/2024) pagi karena perangkat desa masih mengungsi karena takut erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki:Foto (OLA/Ranakanews.com)

LARANTUKA,RANAKANEWS.com – Suasana sepi saat melewati Jalan trans Nobo-Wutun Kecamatan Ile Bura, Kamis (25/01/2024) sekitar pukul 19.00 WITA, terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya, yang selalu ramai dilintasi kendaraan dari pagi hingga malam.

Apalagi, ketika guguran lahar panas dari puncak kawah Gunung Api Lewotobi Laki-Laki masih meluncur setiap malam dengan nyala api yang sangat mengerikan, hingga mengundang banyak orang datang untuk melihat dari dekat, sekaligus mendokumentasikannya.

Termasuk aktivitas patroli tim Basarnas, TNI, Polri dan pihak Pemda Flotim, yang selalu bolak balik menghimbau warga agar segera mengungsi karena takut diguyur awan panas dan jalur jalan raya terputus total dihajar lahar panas.

Lebih dari 500 warga Desa Nurabelen, terpaksa harus angkat kaki lari meninggalkan kampung halaman dan rumahnya hingga saat ini.

Sebagian besar mengungsi di Posko Konga, juga sedikitnya di Bokang dan Leworok.

Sementara tersisa 40 warga yang bertahan di Desa Nurabelen dan tidak mau mengungsi.

Terhitung sudah 15 hari warga Desa Nurabelen, yang juga selalu disebut Kampung pemilik Gunung Api Lewotobi, lari meninggalkan rumah dan kampung halamannya, karena takut dengan gemuruh gunung dan ancaman lahar serta awan panas, tanpa adanya kepastian kapan mereka harus kembali.

Padahal, tidak ada rumah warga yang rusak seperti atap bocor, dan tidak ada warga yang alami luka-luka karena terkena awan panas dan lahar panas.

Di lain pihak, Pemda Flotim melalui Penjabat Bupati Drs.Doris Alexander Rihi,M.Si masih terus memperpanjang waktu siaga darurat sampai Kamis (31/01/2024).

Ironisnya, ketika perpanjangan masa siaga darurat ini diberlakukan, guguran lahar panas yang mengarah ke Kampung Nurabelen, tepatnya di areal jembatan Nurabelen samping Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Nurabelen, mulai padam dan nyalanya tak terlihat lagi di malam hari.

Seperti pada Kamis (25/01/2024) pukul 19.00 WITA, sebagaimana disaksikan Ranakanews.com, nyala api yang biasanya meleleh dari puncak gunung hingga lereng sejauh 3,7 Kilometer itu tak terlihat lagi.

Wajah Gunung Api Lewotobi Laki-Laki terlihat gelap tak ada nyala api, dan ditutupi kabut tebal.

Lereng Gunung yang biasanya penuh cahaya merah api, kini sudah tak terlihat lagi.

Begitu pula dengan suasana kampung Nurabelen, sangat sepi dan tak ada aktivitas warga.

Rumah-rumah yang berada di pinggir jalan, mulai dari Waikula hingga areal Kantor Desa dan rumah warga di bagian ujung kampung menuju Riangrita, pun masih tetap tertutup rapat karena tidak ada penghuninya.

Begitu juga dengan kompleks Pastoran Nurabelen, juga tampak gelap di beberapa bagian nya, dan tak ada aktivitas.

Rupanya, warga masih takut dan enggan kembali kerumahnya.

Kampung yang praktis kondisinya baik-baik saja, tak ada kerusakan rumah dan korban jiwa, kini masih sepi penghuni, karena sebagian warganya lebih memilih bertahan tidur di tenda pengungsian.

Kantor Desa yang sebelumnya selalu ada orang, pun pintunya tertutup rapat.

Sejumlah warga meminta Pemda Flotim segera memulangkan warga ke rumahnya, karena praktis tidak ada ancaman erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki yang menakutkan lagi.

Apalagi, satu dua hari ini mulai ada keluhan kekurangan air bersih di dapur umum lantaran mobil tangki air BNPB Flotim alami kerusakan cukup parah dan sedang dalam perbaikan di Larantuka.

“Iyah, jika mobil tangki air saja belum bisa membaik lantaran tidak ada uang untuk servis mobil, maka sebaiknya Pemda Flotim pulangkan saja para pengungsi di rumahnya.

Pemda Flotim jangan menambah beban APBD Flotim dengan terus memperpanjang menahan masa siaga darurat dalam waktu lama.

Sebab, semuanya berkonsekuensi pada bengkaknya anggaran, sehingga Pemda Flotim diharapkan terbuka dan jujur kepada publik berapa anggaran yang telah masuk dan bagaimana penggunaannya selama ini untuk kepentingan warga pengungsi,”tukas Thomas Wijaya dan Frans Pati, saat obrol bersama Wartawan di Larantuka, Kamis, (25/01/2024) siang.

Diharapkan Pemda Flotim segera ambil langkah pulangkan warga ke rumahnya, lakukan evaluasi tuntas dan pertanggung jawabkan semuanya kepada publik. (OLA)

error: Konten dilindungi!