Ir. Paul Liyanto: FKTI untuk Bangun SDM NTT dari Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi

Pemilik Hotel Harper Kupang, Ir. Abraham Paul Liyanto (kedua) dari kiri foto bersama saat penutupan Festival Forum Kawasan Timur Indonesia IX, Kamis (27/07/2023) (Dok: TD/ranakanews.com)

KUPANG, RANAKANEWS.com – Festival Forum Kawasan Timur Indonesia (FKTI) ke-9, yang dilaksanakan di Hotel Harper Kupang pada Rabu- Kamis (26-27/07/2023) mendapat tanggapan positif dan apresiasi luar biasa dari Pemilik Hotel Harper, Ir. Abraham Paul Lyanto, yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai sebuah langkah maju merubah cara pandang membangun Nusa Tenggara Timur kedepan agar tidak lagi dikenal sebagai Daerah 3 T bahkan 4 T yakni: Termiskin, Tertinggal, Terluar dan satu lagi Tidak sehat.

Anggota DPD RI Perwakilan Nusa Tenggara Timur , Ir. Abraham Paul Liyanto (Dok:TD/ranakanews.com)

“Juga semakin meyakinkan kita semua bahwa NTT bisa maju dan mampu menyelenggarakan event meeting berskala nasional bahkan internasional,” terang Paul Lyanto kepada wartawan disela-sela acara penutupan Festival FKTI, Kamis (27/07/2023) Sore.

Menurutnya, kegiatan ini harus mampu mengubah cara pandang dalam menciptakan sumber daya manusia NTT yang handal.

“Saya kira selama ini ada hal yang salah dalam konsepsi pembangunan Indonesia, termasuk NTT. Dimana lebih sibuk urus ekonomi, akhirnya lupa pendidikan dan kesehatan. Sehingga sekarang baru kaget, Pemerintah luncurkan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tapi banyak anak kita yang alami Stunting.

Padahal, kalau SDM kita bagus, kesehatan kita bagus, maka mau urus apa saja pasti bisa. Oleh karena itu, saya berterima kasih banyak kepada para investor, pengusaha yang sudah bergerak di bidang kesehatan, juga Pemerintah, dan semua Stakeholders yang telah berpartisipasi menyukseskan event nasional ini,” ujar Paul Liyanto, yang juga pemilik Universitas Citra Bangsa, yang telah banyak menghasilkan Sarjana unggul untuk bekerja di luar negeri dengan gaji yang besar.

Ia bahkan secara terbuka sampaikan, hal ini sejalan dengan konsepnya membangun Hotel Harper, yang tujuannya agar bisa digunakan untuk meeting skala nasional hingga internasional.

“Kita bisa lihat, ternyata para tamu dan peserta sangat senang dan suka dengan pelayanan yang kita berikan selama kegiatan. Dan, jelas sangat menguntungkan kita, dimana dunia usaha, LSM, Akademisi dan Pemerintah bisa kolaborasi dengan baik.

Pergerakan ekonomi juga mulai tumbuh. Lalu, konsep-konsep ekonomi dan pertukaran ide, IPTEK yang praktis dan praktek cerdas berjalan sangat baik. Hampir 80 persen peserta dari NTT yang mendominasi pertanyaan serta menyampaikan gagasan cerdasnya,”sambungnya.

Lebih jauh ia menyatakan, NTT punya potensi sangat besar untuk maju, jikalau cara pandang sudah berubah dengan baik.

“Lihat saja, ketika event berskala nasional, dengan suasana Forum KTI yang sudah ditata sedemikian rupa, dengan suasana rileks dan tidak serius, ternyata banyak sekali peserta dari NTT yang berani tampil. Mereka tidak merasa malu-malu, sungkan, dan minder untuk terangkan pendapat. Olehnya, sebagai Pemilik Hotel Harper, juga Anggota DPD RI, saya support agar event-event nasional seperti ini makin banyak di NTT.

Supaya NTT tak lagi dikenal sebagai Daerah 3 bahkan 4 T,” tegasnya.

Paul Lyanto kembali mengingatkan, mulailah merubah cara pandang dengan kerja keras-cerdas serta selalu berpositif thingking (berpikir positif), dan jangan cemburu.

“Terus terang, saya alami juga hal seperti ini, karena memang hidup dari orang susah. Dan, sampai hari ini bisa begini, sehingga saya selalu mensyukurinya.

Karena itu, kita harus rubah NTT dari konsepsi membangun yakni: pendidikan, kesehatan dan ekonomi,”imbuhnya.

Dulu Bangsa Indonesia dikenal kaya tambang, laut, ada Freeport dan lainnya, sehingga lebih fokus bangun ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Akhirnya hari ini banyak orang NTT yang stunting,” katanya.

Ia menambahkan, pentingnya belajar dari pengalaman dan cara Korea Selatan (Korsel) membangun negaranya.

“Saya selalu membandingkan Bangsa Indonesia dan Korea Selatan. Walaupun sama-sama merdeka dalam waktu yang hampir bersamaan.

Hanya beda dua hari saja, namun kini Korsel jauh lebih maju. Karena mereka (Korsel,red) mulai membangun dari pendidikan, kesehatan lalu ekonomi. Lihat saja, banyak produk-produk teknologi yang kita gunakan hari ini dari Korsel. Seperti Handphone, Mobil dan berbagai kebutuhan lainnya,” tukasnya.

“Suksesnya Korsel ini yang kemudian mendorong saya untuk membangun sekolah mulai dari TK hingga Universitas saat ini. Banyak tenaga Perawat yang saya hasilkan, kemudian dikirim ke Australia dan sukses bekerja dengan upah yang besar. Gaji mereka hari ini bisa dari Rp50 juta hingga Rp200 juta per bulan,” tambahnya lagi.

Tak cuma ini, Paul Lyanto juga memberikan kesaksian tentang hebatnya Nono, Pemenang Olympade Matematika Se Dunia, dan Profesor Termuda, Bagus (23) sebagai produk pendidikan, dimana orang tua mereka lahir dari Universitas Citra Bangsa, yang didirikannya.

Olehnya, sekali lagi, saya berharap FKTI ini mampu merubah cara pandang NTT untuk membangun sumber daya manusia kedepan yang lebih unggul dan mendorong banyak kemajuan daerah,” tutupnya. (RN)

error: Konten dilindungi!