Pemda Flotim Harus Perkuat Mitigasi Bencana Geologi Bagi Masyarakat

Kebun bibit Vanili di Desa Klatanlo Kecamatan Wulanggitang yang tampak subur dihujani abu vulkanik selama erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, saat disambangi Wartawan, belum lama ini: Foto (OLA/Ranakanews.com)
Kebun bibit Vanili di Desa Klatanlo Kecamatan Wulanggitang yang tampak subur dihujani abu vulkanik selama erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, saat disambangi Wartawan, belum lama ini: Foto (OLA/Ranakanews.com)

LARANTUKA,RANAKANEWS.com – Terus diperpanjangnya masa siaga darurat bencana erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, hingga Rabu (31/01/2024), dan banyak warga pun masih enggan kembali ke rumah dan bertahan di tenda pengungsian karena rasa takut, hendaknya perlu dievaluasi serius oleh Pemda Flotim, dengan terus memperkuat mitigasi bencana bagi masyarakat, agar makin siap menghadapi ancaman bencana gunung berapi, banjir, angin kencang dan gempa bumi.

“Pasalnya, tanpa diberikan pemahaman dan pengetahuan, tentang mitigasi bencana yang baik dan benar, maka masyarakat akan sangat rentan panik serta cepat lari mengungsi dari rumah kampung halamannya.

Lalu, bisa tinggal berlama-lama di tempat pengungsian karena masih dihantui rasa takut dan cemas.

Contohnya, Kami sebagian besar warga di Desa Klatanlo ini tidak cepat percaya informasi pihak lain, selain dari Pos Pengamatan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Desa Pululera.

Kami selalu berpatokan pada informasi, arahan dan himbauan mereka.

Sehingga saat banyak warga berlari mengungsi ke Boru, dan tempat lainnya, Kami tetap bertahan.

Apalagi, untuk ancaman abu vulkanik itu, Kami sudah biasa alami sejak dahulu.

Dan, itu Kami yakini sebagai berkah dari Tuhan Yang Maha Kuasa Pencipta alam semesta bagi Kami warga petani.

Untuk itu, Kami sarankan sebaiknya Pemda Flotim juga harus berpikir memperkuat mitigasi bencana bagi masyarakat yang sampai saat ini masih di tenda pengungsian agar lebih siap kembali ke rumah dan kampung halamannya,”ujar Tokoh masyarakat Klatanlo, Herman Hali Lamabelawa, saat ditemui Wartawan dikediamannya beberapa waktu lalu, ketika hujan abu vulkanik masih tebal mengguyur wilayah Ile Bura dan Wulanggitang.

Pensiunan Polri yang sangat akrab dengan Gunung Api Lewotobi Laki-Laki dan sudah tinggal puluhan tahun di Kaki Gunung, tepatnya di Desa Klatanlo, dari menjadi Polisi muda tahun 1970 an hingga pensiun ini, lebih jauh mengatakan, jikalau Pemda Flotim tidak memperkuat mitigasi bencana bagi warga yang mengungsi lama-lama, nanti membuat warga tetap trauma dan gampang panik hadapi bencana kedepan.

“Kalau Kami disini sudah rasa biasa dengan suara gemuruh gunung, abu vulkanik dan api lahar panas yang timbul di puncak gunung.

Sehingga Kami tidak lari karena panik dan takut berlebihan.

Kami tenang dan hadapi dengan pakai Masker, baju lengan panjang, jaket dan di dalam rumah.

Jika abu vulkanik sudah redah Kami keluar rumah.

Sedangkan, abu vulkanik di atap rumah, Kami siram sendiri dengan air,”tohoknya, saat duduk bersama beberapa warga di teras rumahnya, ketika didatangi Wartawan.

Tokoh masyarakat Desa Klatanlo Kecamatan Wulanggitang Herman Hali Lamabelawa dan beberapa warga lainnya saat didatangi Wartawan ditengah erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, belum lama ini: Foto (OLA/Ranakanews.com)
Tokoh masyarakat Desa Klatanlo Kecamatan Wulanggitang Herman Hali Lamabelawa dan beberapa warga lainnya saat didatangi Wartawan ditengah erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, belum lama ini: Foto (OLA/Ranakanews.com)

Hal yang sama diungkapkan pula beberapa warga petani Klatanlo yang duduk bersama saat itu.

“Kami disini saja Pak sejak awal erupsi hingga saat ini.

Memang, ada satu dua jam Kami keluar lihat keluarga yang mengungsi, tapi Kami sebagiannya bertahan jaga kampung.

Kami yakin abu vulkanik ini hadiah Tuhan bagi Kami petani yang punya tanaman Coklat, yang beberapa tahun ini panennya berkurang karena terserang hama.

Dengan abu vulkanik ini mulai tahun depan atau dua tahun lagi, Kami akan panen hasil yang melimpah, karena tanah mulai subur kembali.

Ini kenyakinan Kami bahwa Tuhan Maha Pencipta sedang memberikan berkah-Nya menyuburkan kembali tanah-Nya,”tambah Bapak Belan, petani yang punya kebun Kakao lebih dari 2 hektar di Klatanlo, itu.

Selain tanaman Kakao, tanaman lainnya yang bakal naik produksinya yakni tanaman Vanili, Kelapa dan aneka buah-buahan, mulai dari Nenas, Rambutan, Durian, Alpokat, Buah Naga dan lainnya.

Seperti halnya kebun bibit Vanili di belakang rumah Herman Hali Lamabelawa yang tampak sangat subur, ketika disambangi Wartawan.

Kebun Vanili berukuran tak kurang dari 10 X 10 meter itu terlihat sangat subur, dan siap ditanam saat musim hujan tiba dan abu vulkanik menjadi humus tanah.

Terkini, sesuai informasi yang diperoleh Wartawan dari warga, banyak pengungsi yang siang harinya mulai kembali ke rumahnya untuk bersihkan dan beri makan ternaknya, lantaran situasinya mulai membaik.

Bahkan, di Desa Dulipali ada warga yang mulai menginap dirumahnya.

“Iyah Pak, Kami sudah kembali ke rumah dan menginap,”sebut Merlyn Boleng, warga Dulipali saat ditanyai Wartawan, Rabu (24/01/2024) pagi. (OLA)

error: Konten dilindungi!