Peran Masyarakat Dalam Melestarikan Budaya dan Tradisi, Kelurahan Oesapa Selatan Gelar Etnis Sabu

Penjabat Wali Kota Kupang, George M.Hadjoh,SH (kelima) dari kanan foto bersama sejumlah Kepala OPD Lingkup Kota Kupang usai membuka kegiatan Pagelaran Seni dan Budaya etnis Sabu Kelurahan Oesapa Selatan, Selasa (08/08/2023) (Dok: TD/ranakanews.com)

KUPANG, RANAKANEWS.com – Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dalam melestarikan seni budaya dan tradisi khususnya di wilayah Kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang  Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pemerintah Kelurahan Oesapa Selatan bersama Masyarakat dalam rangka  memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-78  ditandai dengan menggelar Festival Pagelaran Seni dan Budaya Etnis Sabu pada Selasa (08/08/2023) di halaman depan Kantor Lurah Oesapa Selatan.

Kegiatan ini adalah salah satu  program Pemerintah Kota Kupang dalam hal ini Penjabat Wali Kota Kupang, George M.Hadjoh, SH untuk mendorong  masyarakat melestarikan budaya yang ada di Nusa Tenggara Timur.

Turut mendampingi Pj.Wali Kota Kupang, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kota Kupang, Ignasius R. Lega, SH, Kadis Pariwisata Kota Kupang, Yosefina M.D. Getha, ST., MM, Kadis Kominfo Kota Kupang, Ariantche  M.Benu, SE., M.Si.

Turut hadir Camat Kelapa Lima Wayan Astawa, Kepala BPBD Kota Kupang, Ernest Ludji, Sekretaris Lurah Oesapa Selatan, seluruh RT/RW Kelurahan Oesapa Selatan, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Pemuda serta masyarakat dan undangan lainnya.

Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh,SH

Dalam sambutan Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh saat membuka resmi Pagelaran Seni dan Budaya Etnis Sabu pada Selasa (08/08/2023) di halaman depan Kantor Lurah Oesapa Selatan mengatakan, Untuk mengangkat semua potensi budaya Nusa Tenggara Timur yang ada di Kota Kupang untuk dijadikan kalender tetap bagi Kota Kupang yang tersebar di 51 kelurahan dalam 6 kecamatan.

“Misalnya disini budaya Sabu yang banyak, kita dorong Sabu. Kalau budaya  Manggarai yang banyak, kita dorong Manggarai. Kalau Flores Timur yang banyak, kita dorong  Flores Timur, begitu juga kalau Bajawa yang banyak, kita dorong Bajawa. Mana yang banyak, kita dorong itu, tetapi yang lain ikut terlibat didalamnya,” harap Pj. George Hadjoh.

“Dan juga kita berharap kedepan ini akan kerja- kerja  kolaborasi. Kita tidak bisa kerja sendiri saat ini oleh karena itu keterlibatan semua unsur ini yang harus kita dorong sekuat mungkin sehingga bisa menjadi satu kalender event budaya yang makin hari makin berkembang, makin hari makin  berkualitas. Saya berharap kedepan akan menjadi kalender tetap. Oleh karena itu maka, tahun depan itu harus betul betul kawal supaya dinaikan minimal Rp25 juta sampai Rp30 juta oleh karena itu maka semua RT wajib mengirim betul betul atraksi, apakah itu tarian, apakah itu  paduan suara, lagu –lagu  daerah, atau ritual-ritual atau apapun yang namanya nilai seni itu bisa tiap RT,” tegas Pj. George Hadjoh menambahkan.

Lebih jauh Penjabat contohkan Oesapa Selatan 16 RT, RW 6 ada 22  bentuk pertunjukkan bisa dari etnis segala macam itu akan memperkaya kita.

“Kita sedang mau menunjukkan kekayaan budaya kita. Oleh karena itu maka, semua orang yang ada di Kelurahan Oesapa Selatan, ini harus secara bersama-sama bergerak untuk memajukan Oesapa Selatan. Kalau bukan kita, siapa lagi. Harus sekarang ini kita berpikir untuk membuat kebangkitan.

“Kebangkitan budaya akan mempererat hubungan kekeluargaan persaudaraan kita yang tidak kenal batas dan sekat ini. Oleh karena itu maka, saya berharap mari kita bergandengtangan semua untuk bagaimana memajukan budaya-budaya kita.

Saya tidak bilang  ini hari budaya Sabu di tempat ini tidak tepat, silahkan saja, tetapi menurut saya harus dilakukan identifikasi pemetaan etnis mana yang paling besar disini kita dorong, itu yang pertama.

Kedua, kita tidak boleh bikin sendiri.  Oesapa Selatan berbatasan dengan Liliba, Oesapa, itu kita undang supaya bisa  mengisi acara-acara ini. Kita berkolaborasi juga  dengan Sekolah-Sekolah Dasar,SMP,SMA, Perguruan Tinggi, Gereja, Mesjid, ini menjadi kekuatan budaya, dan itu akan mendorong UMKM –UMKM yang dibina, bukan saja oleh lembaga agama tapi juga oleh perbankan, oleh dunia usaha termasuk oleh pengusaha-pengusaha perumahan itu juga ada binaan UMKM.

“Oleh karena itu saya mengajak kita semua mari mulai tahun ini kita mengawali langkah untuk membuat Kota Kupang bangkit. Kota Kupang tidak boleh tidur.

Oleh karena  itu, lahan-lahan yang ada di Kota Kupang yang kosong-kosong, gereja ambil peran disitu, masyarakat ambil peran kita kelola lahan yang kosong,” tegas Pj.George Hadjoh.

Untuk menekan inflasi dirinya mengimbau untuk manfaafkan pekarangan yang ada. “Masag cabe merah kita tidak bisa tanam, Lombok tidak bisa tanam, bawang putih, bawang merah tidak bisa tanam, telur tidak bisa piara ayam, ayam potong misalnya masag kita tidak bisa piara kan tidak mungkin.  Oleh karena itu maka, saya mengajak kita mari kita bangkit bersama. Tidak ada tidak bisa. Begitu kita berpikir tidak bisa, maka kita sedang memenjarakan diri kita dalam pikiran yang tersesat.

Begitu kita bilang bisa, maka Tuhan akan membuka jalan selebar langit ini. Sebesar itu Tuhan menolong kita,” tegas Pj Wali Kota dengan nada canda.

Sementara  itu, Ketua LPM  Kelurahan Oesapa Selatan Julius  Pandie dalam sambutannya mengapresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Kota Kupang dalam hal ini Penjabat Wali Kota Kupang, George M.Hadjoh,SH yang menggagas kegiatan ini.

“Kegiatan ini adalah  salah satu kegiatan yang menjadi program dari Pemerintah Kota Kupang dalam hal ini Bapak Penjabat Wali Kota Kupang, yang sangat tunduk dan melestarikan budaya yang ada di Nusa Tenggara Timur ini, sehingga beliau melakukan program ini di seluruh kelurahan yang di Kota Kupang untuk melaksanakan dan melestarikan budaya dengan kegiatan-kegiatan budaya seperti ini.

Luar biasa terobosan dari  Bapak Penjabat Wali Kota Kupang angat luar biasa karena akan mendorong generasi muda mencintai dan melestarikan budaya,”ujar Julius Pandie.

Ia menyebutkan, jenis kegiatan yang ditampilkan antaralain Karnaval dan Fashion Show, tarian, nyanyian, dan Padoa serta kuliner UMKM.

Terkait pendanan bersumber dari dana DPA kecamatan Kelapa Lima, Usaha Dana Panitia, dan Sumbangan Masyarakat Oesapa Selatan.

Ia juga memberitahukan Lurah Oesapa Selatan tidak hadir karena sakit.

Pada kesempatan terpisah, Camat Kelapa Lima, Wayan Astawa mengatakan harapan untuk event ini yang jelas sama seperti harapan Bapak Penjabat, ini tetap bisa dilakukan secara berkesinambungan menjadi event tetap sehingga semua etnis yang ada di Kelapa Lima, itu bisa dimunculkan (ekspos) semua.

“Dan saya berharap bahwa kedepan, sesuai dengan  harapan Bapak Penjabat semua stakeholder nanti kita gerakan untuk bisa sama-sama berkolaborasi mengisi acara ini dan bisa lebih besar, lebih banyak penampilan-penampilan.

Bahkan mungkin saya sendiri akan  berusaha mungkin ada event yang  dimana beberapa etnis itu bisa kita kolaborasi muncul semua sekalian tidak hanya satu satu etnis tapi semua etnis bisa dimunculkan,” ungkapnya optimis.

Menurutnya “karena kita ini event event kelurahan, maka  di kelurahan tingkat kelurahan. Nanti kalau di kecamatan nanti kita akan pikirkan bagaimana kita akan lakukan kegitan ditingkat kecamatan yang lebih besar melibatkan kelurahan-kelurahan,”pungkas Wayan. (TD)

error: Konten dilindungi!