Sebulan Erupsi, Aliran Lahar Panas Gunung Api Lewotobi Laki-Laki Kini Jadi Bukit Batu

Lahar panas erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki kini berubah jadi bukit bebatuan hitam sebagaimana terlihat Selasa (23/01/2024) pagi: Foto (OLA/Ranakanews com)
Lahar panas erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki kini berubah jadi bukit bebatuan hitam sebagaimana terlihat Selasa (23/01/2024) pagi: Foto (OLA/Ranakanews com)

LARANTUKA,RANAKANEWS.com – Genap sebulan Erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki, sejak Sabtu (23/12/2023) pagi hingga Selasa (23/01/2024) yang belum redah total, yang membuat warga masih bertahan di tenda pengungsian Boru, Boru Kedang, Pululera, Hewa, Konga, dan beberapa wilayah lainnya, berdampak pula pada perubahan beberapa bagian Gunung Lewotobi.

Paling mencolok adalah perubahan bentuk permukaan Gunung Api Lewotobi Laki-Laki pada arah Timur Laut, bekas aliran lahar panas dari puncak hingga kaki lereng ke Nurabelen, kini berubah menjadi tumpukan bebatuan hitam, yang terlihat jelas dari posisi Desa Nurabelen.

Bentangan tumpukan bebatuan hitam seperti barisan bukit batu diatas puncak hingga lereng Gunung itu, sangat terlihat jelas dari wilayah Desa Nurabelen Kecamatan Ile Bura.

Panjangnya diperkirakan lebih dari 3 Kilometer.

Sebelumnya, bentangan batu ini merupakan lahar panas yang mengalir panjang selama beberapa hari, dengan guguran cahaya api yang mengerikan pada malam hari, hingga membuat warga Desa Nurabelen harus terpaksa ‘angkat kaki’ dari kampung halamannya ke Posko Pengungsian Desa Konga, Bokang dan beberapa desa lainnya.

Ratusan Kepala Keluarga Desa Nurabelen, harus takut diguyur awan panas dan dilenyapkan lahar panas, hingga harus dievakuasi dari Desa Riangrita ke Posko Pengungsian Desa Konga, Senin (15/01/2024).

Bahkan, beredar kencang informasi yang membikin nyali ciut, jika warga Desa Nurabelen tak segera pindah, maka pasokan logistik terputus, karena lahar panas itu akan membuat jalan raya Trans Nobo-Nurabelen putus total dalam waktu dekat.

Tetapi, ternyata hingga kini lahar panas itu kemudian berubah menjadi bukit bebatuan hitam yang membentang dari puncak kawah hingga kaki lereng Gunung.

Sementara kondisi jalan raya Trans Nobo-Nurabelen masih utuh dan terus dilintasi kendaraan sampai hari ini.

Beberapa warga Ile Bura mengaku heran dengan kejadian alam itu.

“Heran juga yah lahar panas itu kini telah berubah menjadi bukit batu hitam dari puncak Gunung hingga lereng.

Padahal, Kami pikir lahar panas itu akan mengalir turun hingga ke laut,”ujar Mama Ebo, spontan kepada Ranakanews.com belum lama ini di Desa Lewotobi.

Demikian pula, Warga lainnya saat turun berkunjung ke Posko Pengungsian pekan kemarin.

“Iyah, apinya mulai berkurang ketimbang 5 sampai 6 hari lalu.

Walaupun belum padam total, namun apinya mulai redup sehingga membuat rasa takut juga berkurang.

Hanya saja, yang mengherankan, api alam ini kok berubah menjadi bentangan panjang bebatuan hitam,”timpal Amor Kelen.

Warga Desa Lewotobi ini juga berharap makin berkurangnya guguran lahar panas dan berubah jadi batu ini, bisa membuat warga Nurabelen dan Nobo untuk mulai berani pulang ke rumahnya.

Sebagaimana pantauan langsung di Desa Nurabelen, Selasa (23/01/2024) pagi, banyak warga mulai kembali ke rumahnya untuk bersihkan dan beri makan ternak.

Beberapa warga terlihat saling berboncengan sepeda motor menuju kampung Desa Nurabelen, yang dikenal dengan pasir dan batu dari Gunung Api Lewotobi Laki-Laki untuk kegiatan pembangunan selama ini. (OLA)

error: Konten dilindungi!